semangat untuk yang lebih baik

Wednesday, September 14, 2005

Serba Dual, pada CPU dan VGA

Setelah sekian lama pertarungan CPU (central processing unit) lebih dititikberatkan pada kecepatan semata, agaknya semua ini akan bergeser dalam waktu dekat. Seiring dengan perkembangan kebutuhan penggunaan komputer. Tidak jarang PC dipekerjakan dengan melakukan multi-threading. Baik di lingkungan kerja, maupun pada penggunaan PC di rumah.
Seperti saat melakukan sebuah pekerjaan spreadsheet, sambil menyusun materi untuk presentasi pada aplikasi lainnya. Di rumah, kinerja PC juga diperas tidak kalah kejamnya. Katakanlah melakukan ripping audio CD ke format MP3 sambil bermain game.
Kecenderungan penggunaan PC dengan multithread ini yang akhirnya membuat para produsen CPU untuk melakukan gencatan senjata untuk adu kecepatan. Dan mengalihkan perseteruannya, untuk merebut pasar yang mulai mendambakan kemampuan multithreading yang dapat memenuhi kebutuhan penggunaan sehari hari.
Dan apa lagi pertarungan CPU paling seru, selain pertarungan antara AMD dan Intel untuk CPU PC desktop?
Dual-CoreDual-core CPU, menggabungkan dua processor, beserta cache dalam sebuah kemasan chip atau integrated circuit (IC). Sebelum perseteruan dual-core antara AMD dan Intel, IBM sudah memproduksi dual-core CPU, yaitu IBM POWER4. Namun khususnya untuk pembahasan kali ini, akan membahas processor dual-core desktop yang notabene bisa dimasukkan dalam kategori consumer product.
Keuntungan dual-core terutama pada cache coherency. Dengan dual-core komunikasi antara kedua die dapat dilakukan pada clock rate yang lebih tinggi. Dibandingkan jika memanfaatkan bus di luar chip. Dual-core processor juga disinyalir memerlukan catudayayang lebih kecil, jika dibandingkan dengan sebuah sistem multiprocessor.
Tentunya ada beberapa sisi negatif dari dual-core. Antara lain sebagai berikut.
Dual-core processor membutuhkan operating system yang mampu mengoptimalkan kinerjanya. Setidaknya kemampuan OS untuk mengoptimalkan SMP (Symmetric Multi-Processing). Selain itu, dibutuhkan juga aplikasi yang sudah mendukung pengoptimalan multiprocessor.
Masih ada masalah lisensi, untuk beberapa software dan operating system. Terutama untuk kebutuhan perusahaan. Akankah PC dengan dualcore processor ini akan terhitung sebagai PC dengan multi processor, ataukah masih dapat menggunakan lisensi single processor? Untuk hal ini, kita lihat saja perkembangannya nanti.
Dual-Core AMDTanpa ada alasan preferensi. Urutan penjelasan, hanya berdasarkan urutan alfabet kedua produsen CPU ini.
Setelah sebelumnya AMD telah terlebih dahulu mencoba peruntungannya dengan mencoba menawarkan processor 64-bit. Dual-core AMD kali pertama hadir dalam Athlon 64 X2 4800+, yang bekerja pada clock speed 2,4 GHz dan dilengkapi dengan 1 MB L2 cache pada masing-masing core. Dengan masing-masing core dipersenjatai 64K L1 instruction cache dan 64 K L1 data cache.
Komunikasi antar-CoreKedua core AMD X2 tersebut akan berkomunikasi secara langsung melalui system request queue dan crossbar yang akan menghubungkannya dengan onchip memory controller dan Hyper-Transport I/O. Dengan desain arsitektur seperti ini, lebih memungkinkan kedua processor pada masing-masing core dapat secara optimal memanfaatkan resource yang tersedia. Tanpa terhambat oleh batasan, seperti katakanlah system bus. Ini juga akan memperkecil latency karena semua yang disebut tadi masih terletak dalam satu chip.
Antara dua core tersebut juga dapat berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan sebuah system request interface khusus.
Dibandingkan dengan dual-core Intel untuk CPU desktop, AMD untuk sementara menawarkan beberapa kelebihan di atas. Sementara ini, keluarga Smithfield (code name untuk Intel Pentium D), tidak dilengkapi dengan internal data link antara multicore tersebut. Komunikasi kedua core tersebut harus melalui front-side bus. Termasuk memory access, system I/O, dan data cache. Jadi secara teori, dual-core AMD memiliki keuntungan tersendiri untuk hal ini.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home